CONTOH ANALISIS TOULMIN

“KENDARAAN” SEBAGAI PENCEGAH TAWURAN REMAJA DENGAN BERLANDASKAN “IMAN” Oleh Bagus Mahardika

Remaja adalah waktu manusia yang sedang berumur belasan tahun. Pada saat remaja, manusia tidak dapat disebut dewasa ataupun anak-anak. Masa ini terjadi antara umur 11-21 tahun. Pada usia tersebut remaja lebih mudah terkontaminasi oleh hal-hal yang baru. Contohnya tawuran antar pelajar. Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu karena permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan pengelompokan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompo kutu buku, kelompok anak-anak kantin.

Pengelompokan tersebut yang biasanya dikenal dengan sebutan Gank. Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok yang beda sekolah. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat ada 229 kasus tawuran pelajar sepanjang Januari-Oktober tahun 2013. Jumlah ini meningkat sekitar 44 persen di banding tahun lalu yang hanya 128 kasus. Dalam 229 kasus kekerasan antar pelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia. Untuk itu agar budaya tawuran di kalangan ataupun pelajar dapat teratasi dan diminimalisirkan, penulis memberikan inovasi yang berjudul “KENDARAAN” SEBAGAI PENCEGAH TAWURAN REMAJA DENGAN BERLANDASKAN “IMAN”. Maksud dari judul diatas adalah kendaraan yang dapat menggerakkan para pelajar ataupun remaja untuk hidup yang sehat dan terhindar dari budaya tawuran. 

Kendaraan tersebut berupa SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA), BECAK (BERTINDAK CAKAP), MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR), MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR), dan PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT).

Pertama yaitu SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA). Maksud dari selalu berpegang teguh pada agama adalah remaja atau pelajar nantinya akan diberi edukasi tentang pentingnya berprinsip pada agama. Agama merupakan tiang tertinggi dalam kehidupan manusia. Jika tidak ada agama manusia akan semena-mena dalam men-jalani kehidupannya. Untuk itu perlunya pendidikan akan agama juga harus lebih diberikan kepada remaja atau pelajar untuk bekal mereka di dunia maupun akhirat.

Kedua yaitu BECAK (BERTINDAK CAKAP). Maksud dari bertindak cakap adalah setelah mendapatkan ilmu agama, remaja atau pelajar harus diberi pembelajaran dan diharuskan serta diajarkan untuk bertindak cakap. Bertindak cakap ini berarti bertindak secara nyata yang berupa kebaikan seperti baik, tanggung jawab, suka menolong, gotong-royong, mempunyai sopan santun, dan lain sebagainya. Maka dari itu bertindak cakap juga penting bagi remaja atau pelajar untuk men-jalani kehidupan mereka dalam menggapai kepribadian/karakter yang terbaik.

Ketiga yaitu MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR). Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar diberi pemahaman tentang ilmu agama dan bertindak cakap. Selanjutnya remaja atau pelajar harus diberi pemahaman bagaimana mereka dapat terhindar dari pikiran kotor. Untuk itu menjaga otak dari pikiran kotor juga dapat memberikan motivasi bagi para remaja atau pelajar untuk hidup yang maksimal dengan tetap berprinsip pada kebaikan.

 

Keempat yaitu MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR). Maksud dari hal tersebut adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang agama, bersikap cakap, dan menjaga otak dari pikiran kotor, mereka harus diajarkan bagaimana menjaga sebuah pembicaraan kepada orang lain agar tidak menimbulkan perselisihan. Untuk itu remaja atau pelajar harus menjaga opini bicara mereka agar tidak menyinggung perasaan orang lain.

Kelima yaitu PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT). Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang prinsip agama, bersikap cakap, menjaga otak dari pikiran kotor, dan menjaga opini berbicara. Selanjutnya mereka harus mempererat silaturahmi antar warga masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menjaga sikap kita terhadap sesama agar tetap baik dan tidak bermusuhan. Karena dengan silaturahmi hati yang kasar akan kembali lembut dengan sendirinya. Silaturahmi juga penting dalam pendidikan remaja atau pelajar.

Selain itu inovasi diatas memiliki landasan yaitu IMAN. IMAN disini memiliki sebuah kepanjangan yaitu IDENTITAS MANUSIA ADALAH KEBERSAMAAN. Hal ini, kita sebagai manusia harus memiliki jiwa kebersamaan tanpa ada pertengkaran ataupun perkelahian. Maka dari itu remaja atau pelajar harus memiliki motto SASTRA. SASTRA berarti SATUKAN ASA UNTUK REMAJA YANG BERGUNA. Berguna dalam mengatasi masalah budaya tawuran dan berguna bagi nusa, bangsa, serta orang tua. Selain itu mereka dapat bersikap positif dalam men-jalani kehidupannya, dan semoga mereka memiliki ide kreatif dan inovatif ke depan untuk menggapai cita-cita mereka melalui jalan yang benar dan terhindar dari budaya tawuran.  


 

A.           ANALISIS KEEFEKTIFAN KALIMAT

1.        Judul Artikel           : “KENDARAAN” SEBAGAI PENCEGAH TAWURAN REMAJA DENGAN BERLANDASKAN “IMAN”.

2.        Penulis                    : Bagus Mahardika.

3.        Sumber                   : Tinta Amanda (Buletin Tarbiyah Anak MAN Dua) Edisi 8 – Januari 2016.

4.        Analisis                   :

(Paragraf 1)

Remaja adalah waktu manusia yang sedang berumur belasan tahun. Pada saat remaja, manusia tidak dapat disebut dewasa ataupun anak-anak. Masa ini terjadi antara umur 11-21 tahun. Pada usia tersebut remaja lebih mudah terkontaminasi oleh hal-hal yang baru. Contohnya tawuran antar pelajar. Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu karena permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan pengelompokan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin.

 

1.      Remaja adalah waktu manusia yang sedang berumur belasan tahun.

(kalimat pertama)

Dalam kalimat tersebut kata “...waktu manusia..” berdasarkan ciri semantis tidak efektif. Seharusnya kata waktu dihilangkan. Karena jika menggunakan kata waktu, maka dari segi gramatikal-pun sangat tidak sepadan dengan makna awal.

 

 

 

 

 

2.      Pada saat remaja, manusia tidak dapat disebut dewasa ataupun anak-anak.

(kalimat kedua)

Dalam kalimat “Pada saat remaja,..” berdasarkan ciri morfologis yang berupa penggunaan bentuk-bentuk kata secara benar dan tepat maka, kata “Pada” dapat dihilangkan. Karena dengan adanya kata saat sudah menunjukkan keterangan berupa waktu dan keadaan dalam sebuah kalimat.

3.      Masa ini terjadi antara umur 11-21 tahun. (kalimat ketiga)

Berdasarkan ciri gramatikal, kata ini seharusnya diganti menggunakan kata remaja, karena jika pola susunan fungtor subjek, predikat dan objeknya dibalik atau dirubah, maka kalimat tersebut menjadi sulit dipahami.

4.      Pada usia tersebut remaja lebih mudah terkontaminasi oleh hal-hal yang baru.

(kalimat keempat)

Secara semantis, dengan adanya kata lebih dalam kalimat maka akan memberikan makna kata setelahnya menjadi terlihat berlebihan. Sedangkan jika dilihat dari susunan kata, dimana subjek utama adalah remaja, yang diartikan sebagai seseorang yang mudah terkontaminasi sesuatu, maka kata lebih harus dihilangkan. Karena dalam kalimat tersebut tidak menunjukkan presentase lebih secara detail. 

5.      Contohnya tawuran antar pelajar. (kalimat kelima)

Berdasarkan ke-semantis-an kalimat, kalimat tersebut harus ditambahkan kata adalah setelah kata contohnya. Jadi, kalimat yang seharusnya adalah, “Contohnya adalah tawuran antar pelajar.

 

 

 

 

6.      Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu karena permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan pengelompokan berdasarkan hal-hal tertentu. (kalimat keenam)

Secara morofologis, dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan ciri semantis, maka perlu ditambahkan kata suatu dalam kalimat “....permasalahan kelompok,..” menjadi “....permasalahan antar kelompok,..” kata antar mampu memberikan makna yang sesuai dengan maksud kalimat sebenarnya.

7.      Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin. (kalimat ketujuh)

Berdasarkan ciri morfologis, kalimat tersebut belum efektif karena kehilangan satu fungsi kalimat penghubung berupa kata dan. Kalimat menjadi benar apabila diubah menjadi “Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok kutu buku, dan kelompok anak-anak kantin.

(Paragraf 2)

Pengelompokan tersebut yang biasanya dikenal dengan sebutan Gank. Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok yang beda sekolah. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat ada 229 kasus tawuran pelajar sepanjang Januari-Oktober tahun 2013. Jumlah ini meningkat sekitar 44 persen di banding tahun lalu yang hanya 128 kasus. Dalam 229 kasus kekerasan antar pelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia. Untuk itu agar budaya tawuran di kalangan ataupun pelajar dapat teratasi dan diminimalisirkan, penulis memberikan inovasi yang berjudul “KENDARAAN” SEBAGAI PENCEGAH TAWURAN REMAJA DENGAN BERLANDASKAN “IMAN”. Maksud dari judul diatas adalah kendaraan yang dapat menggerakkan para pelajar ataupun remaja untuk hidup yang sehat dan terhindar dari budaya tawuran.

 

1.         Pengelompokan tersebut yang biasanya dikenal dengan sebutan Gank. (kalimat pertama)

Berdasarakn ciri leksikal kata gank seharusnya diganti menjadi geng. Karena kata gank tidak terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

2.         Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok yang beda sekolah. (kalimat kedua)

Kata beda dalam ciri semantis tidak efektif. Seharusnya kata beda diganti dengan kata berbeda. Agar dalam pemaknaan bahasa, para pembaca lebih mudah memahami susunan kalimat.

3.         Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat ada 229 kasus tawuran pelajar sepanjang Januari-Oktober tahun 2013. (kalimat ketiga)

Dalam kalimat tersebut terdapat kesalahan dalam menggunakan aspek keterangan berupa kata sepanjang yang mengakibatkan pleonasme.

4.         Jumlah ini meningkat sekitar 44 persen dibanding tahun lalu yang hanya 128 kasus. (kalimat keempat)

Berdasarkan ciri sintaksis, kalimat tersebut tidak efektif, karena kurangnya kata yang dapat menimbulkan ketidak tepatan inversi dan penataan kembali suatu kalimat dalam satu makna yang sama.

5.         Dalam 229 kasus kekerasan antar pelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia. (kalimat kelima)

Berdasarkan ciri morfologis, kata dalam kalimat yang berupa ...SMP dan SMA itu,.. seharusnya diganti menjadi ...SMP dan SMA tersebut,.. karena kata itu cenderung memberikan arti nihil bagi kalimat.

6.         Untuk itu agar budaya tawuran di kalangan ataupun pelajar dapat teratasi dan diminimalisirkan, penulis memberikan inovasi yang berjudul “KENDARAAN” SEBAGAI PENCEGAH TAWURAN REMAJA DENGAN BERLANDASKAN “IMAN”. (kalimat keenam)

Dalam awalan kata, terdapat ketidakefektifan kalimat dari segi sintaksis, seharusnya pada kalimat tersebut ditambahkan tanda (,) setelah kata “Untuk itu” untuk memberikan makna penegasan. Sehingga kalimat berubah menjadi, “Untuk itu, agar budaya tawuran di kalangan ataupun pelajar dapat teratasi dan diminimalisirkan, penulis memberikan inovasi yang berjudul “KENDARAAN” SEBAGAI PENCEGAH TAWURAN REMAJA DENGAN BERLANDASKAN “IMAN”.” Selain itu terdapat kata yang tidak sesuai dengan ciri leksikal, berupa kata diminimalisirkan, seharusnya kata tersebut diperbaiki menjadi diminimalisasikan agar sesuai dengan kajian Ejaan Yang Disempurnakan.

7.         Maksud dari judul diatas adalah kendaraan yang dapat menggerakkan para pelajar ataupun remaja untuk hidup yang sehat dan terhindar dari budaya tawuran.

(kalimat ketujuh)

Berdasarkan ciri sintaksis, kata ...judul diatas adalah... seharusnya kata adalah dihilangkan. Karena ketika diuji kefektifan kalimat, maka inversinya jika diubah menjadi sulit dipahami.

(Paragraf 3)

Kendaraan tersebut berupa SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA), BECAK (BERTINDAK CAKAP), MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR), MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR), dan PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT).

1.      Kendaraan tersebut berupa SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA), BECAK (BERTINDAK CAKAP), MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR), MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR), dan PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT). (kalimat pertama)

Jika dilihat dari ciri gramatikal, kalimat tersebut tidak efektif. Karena didalam kalimat tersebut tidak menjelaskan subjek, predikat maupun objek melainkan hanya sebuah frasa bermakna.

(Paragraf 4)

Pertama yaitu SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA). Maksud dari selalu berpegang teguh pada agama adalah remaja atau pelajar nantinya akan diberi edukasi tentang pentingnya berprinsip pada agama. Agama merupakan tiang tertinggi dalam kehidupan manusia. Jika tidak ada agama manusia akan semena-mena dalam men-jalani kehidupannya. Untuk itu perlunya pendidikan akan agama juga harus lebih diberikan kepada remaja atau pelajar untuk bekal mereka di dunia maupun akhirat.

1.      Pertama yaitu SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA).

(kalimat pertama)

Berdasarkan ciri gramatikal, kalimat tersebut tidak efektif karena hanya terdiri dari sebuah frasa.

2.      Maksud dari selalu berpegang teguh pada agama adalah remaja atau pelajar nantinya akan diberi edukasi tentang pentingnya berprinsip pada agama. (kalimat kedua)

Secara sintaksis, kalimat tersebut tidak efektif karena tidak ada tanda baca yang mampu memberikan jeda. Karena sebuah kalimat tanpa tanda baca sama halnya dengan surat tak bermakna. Maka kalimat tersebut perlu dibenarkan dnegan memberikan tanda baca berupa (,) setelah kata adalah. Yaitu menjadi, “Maksud dari selalu berpegang teguh pada agama adalah remaja atau pelajar nantinya akan diberi edukasi tentang pentingnya berprinsip pada agama.”

 

3.      Agama merupakan tiang tertinggi dalam kehidupan manusia. (kalimat ketiga)

Berdasarkan ciri sintaksis, kalimat tersebut tidak efektif karena adanya pertukaran makna dalam perubahan inversinya.

4.      Jika tidak ada agama manusia akan semena-mena dalam men-jalani kehidupannya.

(kalimat keempat)

Kata semena-mena, berdasarkan ciri morofologis, penggunaan kata semena-mena merupakan kata yang salah kaprah dalam pengunaannya. Seharusnya kata semena-mena lebih baik diganti menjadi “seenaknya, menyeleweng, atau melampaui batas”.

5.      Untuk itu perlunya pendidikan akan agama juga harus lebih diberikan kepada remaja atau pelajar untuk bekal mereka di dunia maupun akhirat. (kalimat kelima)

Kalimat tersebut tidak efektif karena adanya kata yang mengakibatkan kalimat menjadi tumpang tindih akibat pleonasme dari kata akan agama juga harus lebih.

(Paragraf 5)

Kedua yaitu BECAK (BERTINDAK CAKAP). Maksud dari bertindak cakap adalah setelah mendapatkan ilmu agama, remaja atau pelajar harus diberi pembelajaran dan diharuskan serta diajarkan untuk bertindak cakap. Bertindak cakap ini berarti bertindak secara nyata yang berupa kebaikan seperti baik, tanggung jawab, suka menolong, gotong-royong, mempunyai sopan santun, dan lain sebagainya. Maka dari itu bertindak cakap juga penting bagi remaja atau pelajar untuk men-jalani kehidupan mereka dalam menggapai kepribadian/karakter yang terbaik.

1.      Kedua yaitu BECAK (BERTINDAK CAKAP). (kalimat pertama)

Kalimat tersebut tidak efektif dari ciri gramatikal, karena kalimat tersebut hanya berupa sebuah frasa.

2.      Maksud dari bertindak cakap adalah setelah mendapatkan ilmu agama, remaja atau pelajar harus diberi pembelajaran dan diharuskan serta diajarkan untuk bertindak cakap.

(kalimat kedua)

Kalimat tersebut terdapat pelonasme, sehingga susunan kalimat harus diperjelas lagi dengan susunan kalimat baru.

3.      Bertindak cakap ini berarti bertindak secara nyata yang berupa kebaikan seperti baik, tanggung jawab, suka menolong, gotong-royong, mempunyai sopan santun, dan lain sebagainya. (kalimat ketiga)

Secara sintaksis, kalimat tersebut telalu berbelit. Karena jika diuji dalam segi inversinya, kalimat tersebut menjadi susah dipahami.

4.      Maka dari itu bertindak cakap juga penting bagi remaja atau pelajar untuk men-jalani kehidupan mereka dalam menggapai kepribadian/karakter yang terbaik.(kalimat keempat)

Secara morfologis, kalimat tersebut kurang pas akibat kesalahan penempatan tanda baca berupa garis miring (/). Hal tersebut terjadi karena antara kepribadian dan karakter merupakan dua hal yang hampir mirip namum berbeda. Maka dari itu, seharusnya tanda baca tersebut harus diganti menjadi “atau”.

(Paragraf 6)

Ketiga yaitu MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR). Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar diberi pemahaman tentang ilmu agama dan bertindak cakap. Selanjutnya remaja atau pelajar harus diberi pemahaman bagaimana mereka dapat terhindar dari pikiran kotor. Untuk itu menjaga otak dari pikiran kotor juga dapat memberikan motivasi bagi para remaja atau pelajar untuk hidup yang maksimal dengan tetap berprinsip pada kebaikan.

1.      Ketiga yaitu MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR). (kalimat pertama)

Kalimat tersebut tidak padu berdasar ciri gramatikal, karena dalam kalimat tersebut hanya berupa frasa.

2.      Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar diberi pemahaman tentang ilmu agama dan bertindak cakap. (kalimat kedua)

Kalimat tersebut dalam sintaksisnya tidak efektif. Karena tidak kemampuannya pertukaran inversi.

3.      Selanjutnya remaja atau pelajar harus diberi pemahaman bagaimana mereka dapat terhindar dari pikiran kotor. (kalimat ketiga)

Kalimat tersebut terdapat kesalahan dalam penempatan aspek, aspek dalam kalimat tersebut belum lengkap.

4.      Untuk itu menjaga otak dari pikiran kotor juga dapat memberikan motivasi bagi para remaja atau pelajar untuk hidup yang maksimal dengan tetap berprinsip pada kebaikan.

(kalimat keempat)

Berdasarkan ciri semantis, kalimat tersebut tidak padu. Karena dalam kalimat tersebut tidak memberikan penjelasan mendetail mengenai makna.

(Paragraf 7)

Keempat yaitu MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR). Maksud dari hal tersebut adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang agama, bersikap cakap, dan menjaga otak dari pikiran kotor, mereka harus diajarkan bagaimana menjaga sebuah pembicaraan kepada orang lain agar tidak menimbulkan perselisihan. Untuk itu remaja atau pelajar harus menjaga opini bicara mereka agar tidak menyinggung perasaan orang lain.

1.      Keempat yaitu MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR). (kalimat pertama)

Secara morofologis, kata insan tidak efektif. Karena kata insan merupakan kata yang asing bagi seseorang yang tidak pandai berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

2.      Maksud dari hal tersebut adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang agama, bersikap cakap, dan menjaga otak dari pikiran kotor, mereka harus diajarkan bagaimana menjaga sebuah pembicaraan kepada orang lain agar tidak menimbulkan perselisihan. (kalimat kedua)

Dalam kalimat tersebut terdapat penggunaan kata yang diulang-ulang dari paragraf selanjutnya. Maka langkah terbaik adalah menghilangkan kata “setelah remaja atau pelajar mengenal tentang agama, bersikap cakap, dan menjaga otak dari pikiran kotor,” mengubahnya menjadi “setelah remaja men-jalani beberapa tahap sebelumnya,”. Dengan begitu kalimat tersebut tidak terlihat muluk dan berlebihan.

3.      Untuk itu remaja atau pelajar harus menjaga opini bicara mereka agar tidak menyinggung perasaan orang lain. (kalimat ketiga)

Berdasarkan ciri semantis, kalimat tersebut tidak efektif karena perlu adanya perubahan dari kata “Untuk” menjadi “Oleh karena itu”, karena di pertengahan kalimat tedapat kata agar. Sehingga kalimat tersebut dapat memberikan idiomasi yang tepat.

            (Paragraf 8)

Kelima yaitu PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT). Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang prinsip agama, bersikap cakap, menjaga otak dari pikiran kotor, dan menjaga opini berbicara. Selanjutnya mereka harus mempererat silaturahmi antar warga masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menjaga sikap kita terhadap sesama agar tetap baik dan tidak bermusuhan. Karena dengan silaturahmi hati yang kasar akan kembali lembut dengan sendirinya. Silaturahmi juga penting dalam pendidikan remaja atau pelajar.

1.      Kelima yaitu PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT). (kalimat pertama)

Berdasarkan ciri sintaksis, kalimat tersebut tidak dapat diinversikan ke bentuk yang lain, sehingga kalimatnya menjadi tidak efektif.

2.      Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang prinsip agama, bersikap cakap, menjaga otak dari pikiran kotor, dan menjaga opini berbicara.

(kalimat kedua)

Dalam kalimat tersebut terdapat penjelasan yang berlebihan meskipun tidak mencapai status pleonasme, namun dalam kaimat tersebut, terlalu menjelaskan kata-kata yang sebelumnya telah dideskripsikan di paragraf sebelumnya.

3.      Selanjutnya mereka harus mempererat silaturahmi antar warga masyarakat. (kalimat ketiga)

Dalam kalimat ini, keefektifan kalimat telah tepat.

4.      Selanjutnya mereka harus mempererat silaturahmi antar warga masyarakat.

(kalimat keempat)

Kalimat tersebut telah efektif karena mampu menggunakan ciri semantis yang tepat.

5.      Karena dengan silaturahmi hati yang kasar akan kembali lembut dengan sendirinya.

(kalimat kelima)

Dalam kalimat tersebut terjadi kesalahpahaman makna akibat tanda baca yang kurang lengkap. Seharusnya setelah kata silaturhami terdapat tanda baca berupa koma (,) agar kalimat dapat dipahami atau bermakna ganda atau biasa disebut ambiguansi.

“Karena dengan silaturahmi, hati yang kasar akan kembali lembut dengan sendirinya.”

6.      Silaturahmi juga penting dalam pendidikan remaja atau pelajar. (kalimat keenam)

Kalimat tersebut efektif karena menggunakan pola gramatikal yang sesuai.

(Paragraf 9)

Selain itu inovasi diatas memiliki landasan yaitu IMAN. IMAN disini memiliki sebuah kepanjangan yaitu IDENTITAS MANUSIA ADALAH KEBERSAMAAN. Hal ini, kita sebagai manusia harus memiliki jiwa kebersamaan tanpa ada pertengkaran ataupun perkelahian. Maka dari itu remaja atau pelajar harus memiliki motto SASTRA. SASTRA berarti SATUKAN ASA UNTUK REMAJA YANG BERGUNA. Berguna dalam mengatasi masalah budaya tawuran dan berguna bagi nusa, bangsa, serta orang tua. Selain itu mereka dapat bersikap positif dalam men-jalani kehidupannya, dan semoga mereka memiliki ide kreatif dan inovatif ke depan untuk menggapai cita-cita mereka melalui jalan yang benar dan terhindar dari budaya tawuran.  

1.      Selain itu inovasi diatas memiliki landasan yaitu IMAN. (kalimat pertama)

Kalimat tersebut efektif karena telah memberikan ciri morfologis yang tepat berupa kata “Selain itu..” dengan adanya kata tersebut memberikan makna penghubung dari kalimat yang terdapat pada paragraf sebelumnya.

2.      IMAN disini memiliki sebuah kepanjangan yaitu IDENTITAS MANUSIA ADALAH KEBERSAMAAN. (kalimat kedua)

Kalimat tersebut belum efektif, perlu penggantian kata dalam kata “disini” menjadi “dalam hal ini”, karena kata disini cenderung memberikan suatu keterangan posisi bagi benda hidup.

3.      Hal ini, kita sebagai manusia harus memiliki jiwa kebersamaan tanpa ada pertengkaran ataupun perkelahian. (kalimat ketiga)

Kalimat tersebut tidak efektif secara sintaksis jika dihubungkan dengan kalimat sebelumnya yang diawali dengan “IMAN disini”, berberda jika kata “disini” pada kalimat pertama diganti menjadi dalam hal ini, maka kalimat tersebut menjadi efektif dan hubungan dengan kalimat sebelumnya menjadi padu.

4.      Maka dari itu remaja atau pelajar harus memiliki motto SASTRA. SASTRA berarti SATUKAN ASA UNTUK REMAJA YANG BERGUNA. (kalimat keempat)

Dalam kalimat tersebut secara sintaksis telah memenuhi persyaratan kalimat efektif.

5.      Berguna dalam mengatasi masalah budaya tawuran dan berguna bagi nusa, bangsa, serta orang tua. (kalimat kelima)

Kalimat tersebut dilihat dari ciri leksikal telah memenuhi fungsi keefetifan suatu kalimat, karena mampu menggunakan tatanan bahasa yang baik dan benar.

6.      Selain itu mereka dapat bersikap positif dalam men-jalani kehidupannya, dan semoga mereka memiliki ide kreatif dan inovatif ke depan untuk menggapai cita-cita mereka melalui jalan yang benar dan terhindar dari budaya tawuran. (kalimat keenam)  

Kalimat tersebut secara morfologis belum efektif karena terdaopat pleonasme dalam penggunaan kata hubung dan. “..men-jalani kehidupannya, dan semoga mereka memiliki ide kreatif dan inovatif ke depan untuk menggapai cita-cita mereka..” seharusnya kata dan setelah kata kreatif diganti menjadi serta.

 


 

B.            ANALISIS ARTIKEL BERDASARKAN PENALARAN METODE TOULMIN

A.    Judul Artikel            : “KENDARAAN” SEBAGAI PENCEGAH TAWURAN REMAJA DENGAN BERLANDASKAN “IMAN”.

B.       Penulis                    : Bagus Mahardika.

C.       Sumber                   : Tinta Amanda (Buletin Tarbiyah Anak MAN Dua) Edisi 8 – Januari 2016.

D.      Analisis                   :

(Paragraf 1)

Remaja adalah waktu manusia yang sedang berumur belasan tahun. Pada saat remaja, manusia tidak dapat disebut dewasa ataupun anak-anak. Masa ini terjadi antara umur 11-21 tahun. Pada usia tersebut remaja lebih mudah terkontaminasi oleh hal-hal yang baru. Contohnya tawuran antar pelajar. Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu karena permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan pengelompokan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin.

Analisis                                          :

1.      Remaja adalah waktu manusia yang sedang berumur belasan tahun.

(kalimat pertama)

Kalimat tersebut merupakan claim, karena masih membutuhkan penjelasan berupa pembuktian.

2.      Pada saat remaja, manusia tidak dapat disebut dewasa ataupun anak-anak.

(kalimat kedua)

Kalimat kedua juga disebut sebagai claim, karena belum memiliki penjelasan secara spesifik mengenai kalimat tersebut.

3.      Masa ini terjadi antara umur 11-21 tahun. (kalimat ketiga)

Kalimat tersebut berupa backing, meskipun hanya berupa pembuktian dalam bentuk rentang usia, namun mampu memberikan pembuktian untuk kalimat sebelumnya.

4.      Pada usia tersebut remaja lebih mudah terkontaminasi oleh hal-hal yang baru.

(kalimat keempat)

Kalimat tersebut merupakan claim.

5.      Contohnya tawuran antar pelajar. (kalimat kelima)

Kalimat ini merupakan backing dari kalimat keempat.

6.      Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu karena permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan pengelompokan berdasarkan hal-hal tertentu. (kalimat keenam)

Pernyataan tersebut merupakan claim, karena tidak disertai penjelasan yang mendetail.

7.      Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin. (kalimat ketujuh)

Kalimat tersebut merupakan backing, karena dalam kehidupan nyata memang benar adanya keberadaan kelompok tersebut berdasarkan sikap remaja yang cenderung berkelompok.

Susunan Pola Elemen                 : C-C-B-C-B-C-B.

Jumlah Elemen                           : 2 elemen yaitu B dan C.

Pola Elemen                                 : Selain pola 1 sampai 5.

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Remaja adalah waktu manusia yang sedang berumur belasan tahun.[C] Pada saat remaja, manusia tidak dapat disebut dewasa ataupun anak-anak.[C] Masa ini terjadi antara umur 11-21 tahun.[B] Pada usia tersebut remaja lebih mudah terkontaminasi oleh hal-hal yang baru.[C] Contohnya tawuran antar pelajar.[B] Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu karena permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan pengelompokan berdasarkan hal-hal tertentu.[C] Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin.[B]

 

 (Paragraf 2)

Pengelompokan tersebut yang biasanya dikenal dengan sebutan Gank. Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok yang beda sekolah. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat ada 229 kasus tawuran pelajar sepanjang Januari-Oktober tahun 2013. Jumlah ini meningkat sekitar 44 persen di banding tahun lalu yang hanya 128 kasus. Dalam 229 kasus kekerasan antar pelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia. Untuk itu agar budaya tawuran di kalangan ataupun pelajar dapat teratasi dan diminimalisirkan, penulis memberikan inovasi yang berjudul “KENDARAAN” SEBAGAI PENCEGAH TAWURAN REMAJA DENGAN BERLANDASKAN “IMAN”. Maksud dari judul diatas adalah kendaraan yang dapat menggerakkan para pelajar ataupun remaja untuk hidup yang sehat dan terhindar dari budaya tawuran.

Analisis                                         :

1.      Pengelompokan tersebut yang biasanya dikenal dengan sebutan Gank. (kalimat pertama)

Kalimat tersebut merupakan kalimat dalam bentuk claim.

2.      Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok yang beda sekolah. (kalimat kedua)

Kalimat tersebut merupakan claim. Karena masih membutuhkan pembuktian.

3.      Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat ada 229 kasus tawuran pelajar sepanjang Januari-Oktober tahun 2013. (kalimat ketiga)

Kalimat tersebut merupakan backing, karena memberikan penjelasan berupa pembuktian dari kalimat sebelumnya.

4.         Jumlah ini meningkat sekitar 44 persen dibanding tahun lalu yang hanya 128 kasus. (kalimat keempat)

Kalimat tersebut merupakan pernyataan berupa claim yang telah dibuktikan oleh kalimat sebelumnya.

5.         Dalam 229 kasus kekerasan antar pelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia. (kalimat kelima)

Kalimat tersebut merupakan modal qualifier, karena dalam susunan kalimatnya memberikan sebuah kepastian bahwa tawuran memberikan dampak negatif bagi remaja ataupun pelajar sesuai dengan kalimat-kalimat sebelumnya.

6.         Untuk itu agar budaya tawuran di kalangan ataupun pelajar dapat teratasi dan diminimalisirkan, penulis memberikan inovasi yang berjudul “KENDARAAN” SEBAGAI PENCEGAH TAWURAN REMAJA DENGAN BERLANDASKAN “IMAN”. (kalimat keenam)

Kalimat tersebut merupakan claim, karena belum adanya pembuktian.

7.         Maksud dari judul diatas adalah kendaraan yang dapat menggerakkan para pelajar ataupun remaja untuk hidup yang sehat dan terhindar dari budaya tawuran.

(kalimat ketujuh)

Kalimat tersebut merupakan ground dari kalimat sebelumnya, karena menjelaskan sebab atau alasan mengapa kalimat sebelumnya dapat dipercayai atau diterima.

Susunan Pola Elemen                 : C-C-B-C-MQ-C-G

Jumlah Elemen                           : 4 elemen yaitu C, G, B dan MQ

Pola Elemen                                 : Selain pola 1 sampai 5

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Pengelompokan tersebut yang biasanya dikenal dengan sebutan Gank.[C] Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok yang beda sekolah.[C] Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat ada 229 kasus tawuran pelajar sepanjang Januari-Oktober tahun 2013.[B] Jumlah ini meningkat sekitar 44 persen di banding tahun lalu yang hanya 128 kasus.[C] Dalam 229 kasus kekerasan antar pelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia.[MQ] Untuk itu agar budaya tawuran di kalangan ataupun pelajar dapat teratasi dan diminimalisirkan, penulis memberikan inovasi yang berjudul “KENDARAAN” SEBAGAI PENCEGAH TAWURAN REMAJA DENGAN BERLANDASKAN “IMAN”.[C] Maksud dari judul diatas adalah kendaraan yang dapat menggerakkan para pelajar ataupun remaja untuk hidup yang sehat dan terhindar dari budaya tawuran.[G]

(Paragraf 3)

Kendaraan tersebut berupa SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA), BECAK (BERTINDAK CAKAP), MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR), MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR), dan PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT).

Analisis                                               :

1.      Kendaraan tersebut berupa SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA), BECAK (BERTINDAK CAKAP), MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR), MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR), dan PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT). (kalimat pertama)

Kalimat tersebut merupakan claim.

 

 

 

 

 

 

Susunan Pola Elemen                 : C

Jumlah Elemen                           : 1 yaitu C

Pola Elemen                                 : Selain pola 1 sampai 5

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Kendaraan tersebut berupa SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA), BECAK (BERTINDAK CAKAP), MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR), MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR), dan PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT).[C]

(Paragraf 4)

Pertama yaitu SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA). Maksud dari selalu berpegang teguh pada agama adalah remaja atau pelajar nantinya akan diberi edukasi tentang pentingnya berprinsip pada agama. Agama merupakan tiang tertinggi dalam kehidupan manusia. Jika tidak ada agama manusia akan semena-mena dalam men-jalani kehidupannya. Untuk itu perlunya pendidikan akan agama juga harus lebih diberikan kepada remaja atau pelajar untuk bekal mereka di dunia maupun akhirat.

Analisis                                               :

1.      Pertama yaitu SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA).

(kalimat pertama)

Kalimat tersebut merupakan claim, yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

2.      Maksud dari selalu berpegang teguh pada agama adalah remaja atau pelajar nantinya akan diberi edukasi tentang pentingnya berprinsip pada agama. (kalimat kedua)

Kalimat tersebut mengandung elemen ground, karena dalam kalimat tersebut memberikan penjelasan mengenai penjelasan kalimat sebelumnya.

3.      Agama merupakan tiang tertinggi dalam kehidupan manusia. (kalimat ketiga)

Kalimat tersebut merupakan elemen warrant, karena menghubungkan antara kalimat sebelumnya dengan kalimat setelahnya yang berupa backing.

4.      Jika tidak ada agama manusia akan semena-mena dalam men-jalani kehidupannya.

(kalimat keempat)

Pernyataan tersebut merupakan backing, karena dalam kalimat tersebut memberikan gambaran jelas sebab-akibat dari manusia yang tidak beragama atau berpegang teguh pada agamanya.

5.      Untuk itu perlunya pendidikan akan agama juga harus lebih diberikan kepada remaja atau pelajar untuk bekal mereka di dunia maupun akhirat. (kalimat kelima)

Kalimat tersebut merupakan claim, karena mengandung kata untuk itu, yang sesuai dengan ciri-ciri claim. Dan dialam kalimat tersebut juga masih membutuhkan penjelasan yang mendetail.

Susunan Pola Elemen                 : C-G-W-B-C.

Jumlah Elemen                           : 4 elemen yaitu C, G, W dan B.

Pola Elemen                                 : Pola 3

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Pertama yaitu SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA).[C] Maksud dari selalu berpegang teguh pada agama adalah remaja atau pelajar nantinya akan diberi edukasi tentang pentingnya berprinsip pada agama.[G] Agama merupakan tiang tertinggi dalam kehidupan manusia.[W] Jika tidak ada agama manusia akan semena-mena dalam men-jalani kehidupannya.[B] Untuk itu perlunya pendidikan akan agama juga harus lebih diberikan kepada remaja atau pelajar untuk bekal mereka di dunia maupun akhirat.[C]

(Paragraf 5)

Kedua yaitu BECAK (BERTINDAK CAKAP). Maksud dari bertindak cakap adalah setelah mendapatkan ilmu agama, remaja atau pelajar harus diberi pembelajaran dan diharuskan serta diajarkan untuk bertindak cakap. Bertindak cakap ini berarti bertindak secara nyata yang berupa kebaikan seperti baik, tanggung jawab, suka menolong, gotong-royong, mempunyai sopan santun, dan lain sebagainya. Maka dari itu bertindak cakap juga penting bagi remaja atau pelajar untuk men-jalani kehidupan mereka dalam menggapai kepribadian/karakter yang terbaik.

Analisis                                               :

1.      Kedua yaitu BECAK (BERTINDAK CAKAP). (kalimat pertama)

Kalimat tersebut merupakan claim, masih membutuhkan keterangan yang lengkap.

2.      Maksud dari bertindak cakap adalah setelah mendapatkan ilmu agama, remaja atau pelajar harus diberi pembelajaran dan diharuskan serta diajarkan untuk bertindak cakap.

(kalimat kedua)

Kalimat tersebut merupakan claim.

3.      Bertindak cakap ini berarti bertindak secara nyata yang berupa kebaikan seperti baik, tanggung jawab, suka menolong, gotong-royong, mempunyai sopan santun, dan lain sebagainya. (kalimat ketiga)      

Kalimat tersebut mengandung claim.

4.      Maka dari itu bertindak cakap juga penting bagi remaja atau pelajar untuk men-jalani kehidupan mereka dalam menggapai kepribadian/karakter yang terbaik.(kalimat keempat)

Pernyataan dalam kalimat ini memiliki elemen ground, karena didalamnya memberikan alasan atau sebab mengapa bertindak cakap adalah hal yang penting sesuai dengan pernyataan dalam kalimat sebelumnya.

 

Susunan Pola Elemen                 : C-C-C-G

Jumlah Elemen                           : 2 elemen yaitu C dan G

Pola Elemen                                 : Selain pola 1 sampai 5

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Kedua yaitu BECAK (BERTINDAK CAKAP).[C] Maksud dari bertindak cakap adalah setelah mendapatkan ilmu agama, remaja atau pelajar harus diberi pembelajaran dan diharuskan serta diajarkan untuk bertindak cakap.[C] Bertindak cakap ini berarti bertindak secara nyata yang berupa kebaikan seperti baik, tanggung jawab, suka menolong, gotong-royong, mempunyai sopan santun, dan lain sebagainya.[C] Maka dari itu bertindak cakap juga penting bagi remaja atau pelajar untuk men-jalani kehidupan mereka dalam menggapai kepribadian/karakter yang terbaik.[G]

(Paragraf 6)

Ketiga yaitu MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR). Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar diberi pemahaman tentang ilmu agama dan bertindak cakap. Selanjutnya remaja atau pelajar harus diberi pemahaman bagaimana mereka dapat terhindar dari pikiran kotor. Untuk itu menjaga otak dari pikiran kotor juga dapat memberikan motivasi bagi para remaja atau pelajar untuk hidup yang maksimal dengan tetap berprinsip pada kebaikan.

Analisis                                               :

1.      Ketiga yaitu MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR). (kalimat pertama)

Kalimat tersebut mengandung elemen claim.

2.      Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar diberi pemahaman tentang ilmu agama dan bertindak cakap. (kalimat kedua)

Kalimat tersebut juga mengandung elemen claim.

3.      Selanjutnya remaja atau pelajar harus diberi pemahaman bagaimana mereka dapat terhindar dari pikiran kotor. (kalimat ketiga)

Kalimat tersebut merupakan pernyataan yang mengandung warrant, yaitu jembatan penghubung antara kalimat sebelumnya dengan sesudahnya.

4.      Untuk itu menjaga otak dari pikiran kotor juga dapat memberikan motivasi bagi para remaja atau pelajar untuk hidup yang maksimal dengan tetap berprinsip pada kebaikan. (kalimat keempat)

Kalimat ini merupakan elemen backing, karena didalamnya terdapat fakta-fakta yang masuk akal meskipun tanpa harus melakukan penelitian yang empiris.

Susunan Pola Elemen                 : C-C-W-B

Jumlah Elemen                           : 3 elemen yaitu C, W dan B

Pola Elemen                                 : Selain pola 1 sampai 5.

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Ketiga yaitu MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR).[C] Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar diberi pemahaman tentang ilmu agama dan bertindak cakap.[C] Selanjutnya remaja atau pelajar harus diberi pemahaman bagaimana mereka dapat terhindar dari pikiran kotor.[W] Untuk itu menjaga otak dari pikiran kotor juga dapat memberikan motivasi bagi para remaja atau pelajar untuk hidup yang maksimal dengan tetap berprinsip pada kebaikan.[B]

(Paragraf 7)

Keempat yaitu MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR). Maksud dari hal tersebut adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang agama, bersikap cakap, dan menjaga otak dari pikiran kotor, mereka harus diajarkan bagaimana menjaga sebuah pembicaraan kepada orang lain agar tidak menimbulkan perselisihan. Untuk itu remaja atau pelajar harus menjaga opini bicara mereka agar tidak menyinggung perasaan orang lain.

 

 

Analisis                                               :

1.      Keempat yaitu MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR). (kalimat pertama)

Kalimat ini merupakan claim.

2.      Maksud dari hal tersebut adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang agama, bersikap cakap, dan menjaga otak dari pikiran kotor, mereka harus diajarkan bagaimana menjaga sebuah pembicaraan kepada orang lain agar tidak menimbulkan perselisihan. (kalimat kedua)

Kalimat tersebut merupakan warrant dari kalimat sebelumnya.

3.      Untuk itu remaja atau pelajar harus menjaga opini bicara mereka agar tidak menyinggung perasaan orang lain. (kalimat ketiga)

Kalimat tersebut merupakan ground dari kalimat sebelumnya.

Susunan Pola Elemen                 : C-W-G

Jumlah Elemen                           : 3 elemen yaitu C, G dan W.

Pola Elemen                                 : Pola 2

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Keempat yaitu MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR).[C] Maksud dari hal tersebut adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang agama, bersikap cakap, dan menjaga otak dari pikiran kotor, mereka harus diajarkan bagaimana menjaga sebuah pembicaraan kepada orang lain agar tidak menimbulkan perselisihan.[W] Untuk itu remaja atau pelajar harus menjaga opini bicara mereka agar tidak menyinggung perasaan orang lain.[G]

            (Paragraf 8)

Kelima yaitu PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT). Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang prinsip agama, bersikap cakap, menjaga otak dari pikiran kotor, dan menjaga opini berbicara. Selanjutnya mereka harus mempererat silaturahmi antar warga masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menjaga sikap kita terhadap sesama agar tetap baik dan tidak bermusuhan. Karena dengan silaturahmi hati yang kasar akan kembali lembut dengan sendirinya. Silaturahmi juga penting dalam pendidikan remaja atau pelajar.

Analisis                                               :

1.      Kelima yaitu PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT). (kalimat pertama)

Kalimat ini merupakan claim.

2.      Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang prinsip agama, bersikap cakap, menjaga otak dari pikiran kotor, dan menjaga opini berbicara.

(kalimat kedua)

Kalimat ini merupakan elemen claim.

3.      Selanjutnya mereka harus mempererat silaturahmi antar warga masyarakat.

(kalimat ketiga)

Kalimat tersebut merupakan warrant yang akan menghubungkan kalimat sebelumnya dengan sesudahnya.

4.      Hal ini bertujuan untuk menjaga sikap kita terhadap sesama agar tetap baik dan tidak bermusuhan. (kalimat keempat)

Kalimat ini berisi elemen claim.

5.      Karena dengan silaturahmi hati yang kasar akan kembali lembut dengan sendirinya.

(kalimat kelima)

Kalimat tersebut merupakan fakta yang terdapat pada masayarakat, sehingga kalimat tersebut merupakan backing.

6.      Silaturahmi juga penting dalam pendidikan remaja atau pelajar. (kalimat keenam)

Kalimat tersebut berupa claim.

Susunan Pola Elemen                 : C-C-W-C-B-C

Jumlah Elemen                           : 3 elemen yaitu C, W dan B

Pola Elemen                                 : Selain pola 1 sampai 5

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Kelima yaitu PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT).[C] Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang prinsip agama, bersikap cakap, menjaga otak dari pikiran kotor, dan menjaga opini berbicara.[C] Selanjutnya mereka harus mempererat silaturahmi antar warga masyarakat.[W] Hal ini bertujuan untuk menjaga sikap kita terhadap sesama agar tetap baik dan tidak bermusuhan.[C] Karena dengan silaturahmi hati yang kasar akan kembali lembut dengan sendirinya.[B] Silaturahmi juga penting dalam pendidikan remaja atau pelajar.[C]

(Paragraf 9)

Selain itu inovasi diatas memiliki landasan yaitu IMAN. IMAN disini memiliki sebuah kepanjangan yaitu IDENTITAS MANUSIA ADALAH KEBERSAMAAN. Hal ini, kita sebagai manusia harus memiliki jiwa kebersamaan tanpa ada pertengkaran ataupun perkelahian. Maka dari itu remaja atau pelajar harus memiliki motto SASTRA. SASTRA berarti SATUKAN ASA UNTUK REMAJA YANG BERGUNA. Berguna dalam mengatasi masalah budaya tawuran dan berguna bagi nusa, bangsa, serta orang tua. Selain itu mereka dapat bersikap positif dalam men-jalani kehidupannya, dan semoga mereka memiliki ide kreatif dan inovatif ke depan untuk menggapai cita-cita mereka melalui jalan yang benar dan terhindar dari budaya tawuran.  

Analisis                                               :

1.      Selain itu inovasi diatas memiliki landasan yaitu IMAN. (kalimat pertama)

kalimat tersebut merupakan claim.

2.      IMAN disini memiliki sebuah kepanjangan yaitu IDENTITAS MANUSIA ADALAH KEBERSAMAAN. (kalimat kedua)

Kalimat tersebut disebut sebagai claim, karena masih memerlukan penjelasan yang mendetail.

3.      Hal ini, kita sebagai manusia harus memiliki jiwa kebersamaan tanpa ada pertengkaran ataupun perkelahian. (kalimat ketiga)

Kalimat ini merupakan claim.

4.      Maka dari itu remaja atau pelajar harus memiliki motto SASTRA. SASTRA berarti SATUKAN ASA UNTUK REMAJA YANG BERGUNA.(kalimat keempat)

Kalimat ini merupakan claim.

5.      Berguna dalam mengatasi masalah budaya tawuran dan berguna bagi nusa, bangsa, serta orang tua. (kalimat kelima)

Kalimat berikut merupakan claim.

6.      Selain itu mereka dapat bersikap positif dalam men-jalani kehidupannya, dan semoga mereka memiliki ide kreatif dan inovatif ke depan untuk menggapai cita-cita mereka melalui jalan yang benar dan terhindar dari budaya tawuran. (kalimat keenam)  

Kalimat tersebut merupakan claim, karena belum mampu memberikan penjelasan yang mendetail mengenai keterkaitan alasan ataupun fakta untuk kalimat sebelumnya.

Susunan Pola Elemen                 : C-C-C-C-C-C

Jumlah Elemen                           : 1 elemen yaitu C

Pola Elemen                                 : Selain pola 1 sampai 5

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Selain itu inovasi diatas memiliki landasan yaitu IMAN. IMAN disini memiliki sebuah kepanjangan yaitu IDENTITAS MANUSIA ADALAH KEBERSAMAAN.[C] Hal ini, kita sebagai manusia harus memiliki jiwa kebersamaan tanpa ada pertengkaran ataupun perkelahian.[C] Maka dari itu remaja atau pelajar harus memiliki motto SASTRA.[C] SASTRA berarti SATUKAN ASA UNTUK REMAJA YANG BERGUNA.[C] Berguna dalam mengatasi masalah budaya tawuran dan berguna bagi nusa, bangsa, serta orang tua.[C] Selain itu mereka dapat bersikap positif dalam men-jalani kehidupannya, dan semoga mereka memiliki ide kreatif dan inovatif ke depan untuk menggapai cita-cita mereka melalui jalan yang benar dan terhindar dari budaya tawuran.[C]  

C.                KONSEP KERANGKA KARANGAN

1.      Pengertian remaja dan contoh penyakit remaja.

2.      Kasus kenakalan remaja berupa tawuran dalam catatan Komnas Anak dan solusi akar permasalahan remaja.

3.      Penyikapan kasus dengan menggunakan inovasi “KENDARAAN” SEBAGAI PENCEGAH TAWURAN REMAJA DENGAN BERLANDASKAN “IMAN”.

4.      Pengertian SEPEDA.

5.      Pengertian BECAK.

6.      Pengertian MOTOR

7.      Pengertian MOBIL

8.      Pengertian PESAWAT

9.      Pengertian IMAN dan SASTRA

ANALISIS ARTIKEL BERDASARKAN PENALARAN METODE TOULMIN

(Paragraf 1)

Remaja adalah waktu manusia yang sedang berumur belasan tahun. Pada saat remaja, manusia tidak dapat disebut dewasa ataupun anak-anak. Masa ini terjadi antara umur 11-21 tahun. Pada usia tersebut remaja lebih mudah terkontaminasi oleh hal-hal yang baru. Contohnya tawuran antar pelajar. Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu karena permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan pengelompokan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin.

Analisis                                          :

1.      Remaja adalah waktu manusia yang sedang berumur belasan tahun.

(kalimat pertama)

Kalimat tersebut merupakan claim, karena masih membutuhkan penjelasan berupa pembuktian.

2.      Pada saat remaja, manusia tidak dapat disebut dewasa ataupun anak-anak.

(kalimat kedua)

Kalimat kedua juga disebut sebagai claim, karena belum memiliki penjelasan secara spesifik mengenai kalimat tersebut.

3.      Masa ini terjadi antara umur 11-21 tahun. (kalimat ketiga)

Kalimat tersebut berupa backing, meskipun hanya berupa pembuktian dalam bentuk rentang usia, namun mampu memberikan pembuktian untuk kalimat sebelumnya.

4.      Pada usia tersebut remaja lebih mudah terkontaminasi oleh hal-hal yang baru.

(kalimat keempat)

Kalimat tersebut merupakan claim.

5.      Contohnya tawuran antar pelajar. (kalimat kelima)

Kalimat ini merupakan backing dari kalimat keempat.

6.      Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu karena permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan pengelompokan berdasarkan hal-hal tertentu. (kalimat keenam)

Pernyataan tersebut merupakan claim, karena tidak disertai penjelasan yang mendetail.

7.      Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin. (kalimat ketujuh)

Kalimat tersebut merupakan backing, karena dalam kehidupan nyata memang benar adanya keberadaan kelompok tersebut berdasarkan sikap remaja yang cenderung berkelompok.

Susunan Pola Elemen                 : C-C-B-C-B-C-B.

Jumlah Elemen                           : 2 elemen yaitu B dan C.

Pola Elemen                                 : Selain pola 1 sampai 5.

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Remaja adalah waktu manusia yang sedang berumur belasan tahun.[C] Pada saat remaja, manusia tidak dapat disebut dewasa ataupun anak-anak.[C] Masa ini terjadi antara umur 11-21 tahun.[B] Pada usia tersebut remaja lebih mudah terkontaminasi oleh hal-hal yang baru.[C] Contohnya tawuran antar pelajar.[B] Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu karena permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan pengelompokan berdasarkan hal-hal tertentu.[C] Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin.[B]

(Paragraf 2)

Pengelompokan tersebut yang biasanya dikenal dengan sebutan Gank. Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok yang beda sekolah. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat ada 229 kasus tawuran pelajar sepanjang Januari-Oktober tahun 2013. Jumlah ini meningkat sekitar 44 persen di banding tahun lalu yang hanya 128 kasus. Dalam 229 kasus kekerasan antar pelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia. Untuk itu agar budaya tawuran di kalangan ataupun pelajar dapat teratasi dan diminimalisirkan, penulis memberikan inovasi yang berjudul “KENDARAAN” SEBAGAI PENCEGAH TAWURAN REMAJA DENGAN BERLANDASKAN “IMAN”. Maksud dari judul diatas adalah kendaraan yang dapat menggerakkan para pelajar ataupun remaja untuk hidup yang sehat dan terhindar dari budaya tawuran.

Analisis                                         :

1.         Pengelompokan tersebut yang biasanya dikenal dengan sebutan Gank. (kalimat pertama)

Kalimat tersebut merupakan kalimat dalam bentuk claim.

2.         Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok yang beda sekolah. (kalimat kedua)

Kalimat tersebut merupakan claim. Karena masih membutuhkan pembuktian.

3.         Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat ada 229 kasus tawuran pelajar sepanjang Januari-Oktober tahun 2013. (kalimat ketiga)

Kalimat tersebut merupakan backing, karena memberikan penjelasan berupa pembuktian dari kalimat sebelumnya.

4.         Jumlah ini meningkat sekitar 44 persen dibanding tahun lalu yang hanya 128 kasus. (kalimat keempat)

Kalimat tersebut merupakan pernyataan berupa claim yang telah dibuktikan oleh kalimat sebelumnya.

5.         Dalam 229 kasus kekerasan antar pelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia. (kalimat kelima)

Kalimat tersebut merupakan modal qualifier, karena dalam susunan kalimatnya memberikan sebuah kepastian bahwa tawuran memberikan dampak negatif bagi remaja ataupun pelajar sesuai dengan kalimat-kalimat sebelumnya.

6.         Untuk itu agar budaya tawuran di kalangan ataupun pelajar dapat teratasi dan diminimalisirkan, penulis memberikan inovasi yang berjudul “KENDARAAN” SEBAGAI PENCEGAH TAWURAN REMAJA DENGAN BERLANDASKAN “IMAN”. (kalimat keenam)

Kalimat tersebut merupakan claim, karena belum adanya pembuktian.

7.         Maksud dari judul diatas adalah kendaraan yang dapat menggerakkan para pelajar ataupun remaja untuk hidup yang sehat dan terhindar dari budaya tawuran.

(kalimat ketujuh)

Kalimat tersebut merupakan ground dari kalimat sebelumnya, karena menjelaskan sebab atau alasan mengapa kalimat sebelumnya dapat dipercayai atau diterima.

 

 

 

 

 

Susunan Pola Elemen                 : C-C-B-C-MQ-C-G

Jumlah Elemen                           : 4 elemen yaitu C, G, B dan MQ

Pola Elemen                                 : Selain pola 1 sampai 5

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Pengelompokan tersebut yang biasanya dikenal dengan sebutan Gank.[C] Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok yang beda sekolah.[C] Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat ada 229 kasus tawuran pelajar sepanjang Januari-Oktober tahun 2013.[B] Jumlah ini meningkat sekitar 44 persen di banding tahun lalu yang hanya 128 kasus.[C] Dalam 229 kasus kekerasan antar pelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia.[MQ] Untuk itu agar budaya tawuran di kalangan ataupun pelajar dapat teratasi dan diminimalisirkan, penulis memberikan inovasi yang berjudul “KENDARAAN” SEBAGAI PENCEGAH TAWURAN REMAJA DENGAN BERLANDASKAN “IMAN”.[C] Maksud dari judul diatas adalah kendaraan yang dapat menggerakkan para pelajar ataupun remaja untuk hidup yang sehat dan terhindar dari budaya tawuran.[G]

(Paragraf 3)

Kendaraan tersebut berupa SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA), BECAK (BERTINDAK CAKAP), MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR), MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR), dan PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT).

Analisis                                               :

1.      Kendaraan tersebut berupa SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA), BECAK (BERTINDAK CAKAP), MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR), MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR), dan PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT). (kalimat pertama)

Kalimat tersebut merupakan claim.

 

 

 

 

 

Susunan Pola Elemen                 : C

Jumlah Elemen                           : 1 yaitu C

Pola Elemen                                 : Selain pola 1 sampai 5

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Kendaraan tersebut berupa SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA), BECAK (BERTINDAK CAKAP), MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR), MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR), dan PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT).[C]

(Paragraf 4)

Pertama yaitu SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA). Maksud dari selalu berpegang teguh pada agama adalah remaja atau pelajar nantinya akan diberi edukasi tentang pentingnya berprinsip pada agama. Agama merupakan tiang tertinggi dalam kehidupan manusia. Jika tidak ada agama manusia akan semena-mena dalam menjalani kehidupannya. Untuk itu perlunya pendidikan akan agama juga harus lebih diberikan kepada remaja atau pelajar untuk bekal mereka di dunia maupun akhirat.

Analisis                                               :

1.      Pertama yaitu SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA).

(kalimat pertama)

Kalimat tersebut merupakan claim, yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

2.      Maksud dari selalu berpegang teguh pada agama adalah remaja atau pelajar nantinya akan diberi edukasi tentang pentingnya berprinsip pada agama. (kalimat kedua)

Kalimat tersebut mengandung elemen ground, karena dalam kalimat tersebut memberikan penjelasan mengenai penjelasan kalimat sebelumnya.

3.      Agama merupakan tiang tertinggi dalam kehidupan manusia. (kalimat ketiga)

Kalimat tersebut merupakan elemen warrant, karena menghubungkan antara kalimat sebelumnya dengan kalimat setelahnya yang berupa backing.

 

 

 

 

4.      Jika tidak ada agama manusia akan semena-mena dalam menjalani kehidupannya.

(kalimat keempat)

Pernyataan tersebut merupakan backing, karena dalam kalimat tersebut memberikan gambaran jelas sebab-akibat dari manusia yang tidak beragama atau berpegang teguh pada agamanya.

5.      Untuk itu perlunya pendidikan akan agama juga harus lebih diberikan kepada remaja atau pelajar untuk bekal mereka di dunia maupun akhirat. (kalimat kelima)

Kalimat tersebut merupakan claim, karena mengandung kata untuk itu, yang sesuai dengan ciri-ciri claim. Dan dialam kalimat tersebut juga masih membutuhkan penjelasan yang mendetail.

Susunan Pola Elemen                 : C-G-W-B-C.

Jumlah Elemen                           : 4 elemen yaitu C, G, W dan B.

Pola Elemen                                 : Pola 3

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Pertama yaitu SEPEDA (SELALU BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA).[C] Maksud dari selalu berpegang teguh pada agama adalah remaja atau pelajar nantinya akan diberi edukasi tentang pentingnya berprinsip pada agama.[G] Agama merupakan tiang tertinggi dalam kehidupan manusia.[W] Jika tidak ada agama manusia akan semena-mena dalam menjalani kehidupannya.[B] Untuk itu perlunya pendidikan akan agama juga harus lebih diberikan kepada remaja atau pelajar untuk bekal mereka di dunia maupun akhirat.[C]

(Paragraf 5)

Kedua yaitu BECAK (BERTINDAK CAKAP). Maksud dari bertindak cakap adalah setelah mendapatkan ilmu agama, remaja atau pelajar harus diberi pembelajaran dan diharuskan serta diajarkan untuk bertindak cakap. Bertindak cakap ini berarti bertindak secara nyata yang berupa kebaikan seperti baik, tanggung jawab, suka menolong, gotong-royong, mempunyai sopan santun, dan lain sebagainya. Maka dari itu bertindak cakap juga penting bagi remaja atau pelajar untuk menjalani kehidupan mereka dalam menggapai kepribadian/karakter yang terbaik.

Analisis                                               :

1.      Kedua yaitu BECAK (BERTINDAK CAKAP). (kalimat pertama)

Kalimat tersebut merupakan claim, masih membutuhkan keterangan yang lengkap.

2.      Maksud dari bertindak cakap adalah setelah mendapatkan ilmu agama, remaja atau pelajar harus diberi pembelajaran dan diharuskan serta diajarkan untuk bertindak cakap.

(kalimat kedua)

Kalimat tersebut merupakan claim.

3.      Bertindak cakap ini berarti bertindak secara nyata yang berupa kebaikan seperti baik, tanggung jawab, suka menolong, gotong-royong, mempunyai sopan santun, dan lain sebagainya. (kalimat ketiga)

Kalimat tersebut mengandung claim.

4.      Maka dari itu bertindak cakap juga penting bagi remaja atau pelajar untuk menjalani kehidupan mereka dalam menggapai kepribadian/karakter yang terbaik.(kalimat keempat)

Pernyataan dalam kalimat ini memiliki elemen ground, karena didalamnya memberikan alasan atau sebab mengapa bertindak cakap adalah hal yang penting sesuai dengan pernyataan dalam kalimat sebelumnya.

Susunan Pola Elemen                 : C-C-C-G

Jumlah Elemen                           : 2 elemen yaitu C dan G

Pola Elemen                                 : Selain pola 1 sampai 5

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Kedua yaitu BECAK (BERTINDAK CAKAP).[C] Maksud dari bertindak cakap adalah setelah mendapatkan ilmu agama, remaja atau pelajar harus diberi pembelajaran dan diharuskan serta diajarkan untuk bertindak cakap.[C] Bertindak cakap ini berarti bertindak secara nyata yang berupa kebaikan seperti baik, tanggung jawab, suka menolong, gotong-royong, mempunyai sopan santun, dan lain sebagainya.[C] Maka dari itu bertindak cakap juga penting bagi remaja atau pelajar untuk menjalani kehidupan mereka dalam menggapai kepribadian/karakter yang terbaik.[G]

(Paragraf 6)

Ketiga yaitu MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR). Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar diberi pemahaman tentang ilmu agama dan bertindak cakap. Selanjutnya remaja atau pelajar harus diberi pemahaman bagaimana mereka dapat terhindar dari pikiran kotor. Untuk itu menjaga otak dari pikiran kotor juga dapat memberikan motivasi bagi para remaja atau pelajar untuk hidup yang maksimal dengan tetap berprinsip pada kebaikan.

Analisis                                               :

1.      Ketiga yaitu MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR). (kalimat pertama)

Kalimat tersebut mengandung elemen claim.

2.      Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar diberi pemahaman tentang ilmu agama dan bertindak cakap. (kalimat kedua)

Kalimat tersebut juga mengandung elemen claim.

3.      Selanjutnya remaja atau pelajar harus diberi pemahaman bagaimana mereka dapat terhindar dari pikiran kotor. (kalimat ketiga)

Kalimat tersebut merupakan pernyataan yang mengandung warrant, yaitu jembatan penghubung antara kalimat sebelumnya dengan sesudahnya.

4.      Untuk itu menjaga otak dari pikiran kotor juga dapat memberikan motivasi bagi para remaja atau pelajar untuk hidup yang maksimal dengan tetap berprinsip pada kebaikan.

(kalimat keempat)

Kalimat ini merupakan elemen backing, karena didalamnya terdapat fakta-fakta yang masuk akal meskipun tanpa harus melakukan penelitian yang empiris.

Susunan Pola Elemen                 : C-C-W-B

Jumlah Elemen                           : 3 elemen yaitu C, W dan B

Pola Elemen                                 : Selain pola 1 sampai 5.

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Ketiga yaitu MOTOR (MENJAGA IMAN DARI PIKIRAN KOTOR).[C] Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar diberi pemahaman tentang ilmu agama dan bertindak cakap.[C] Selanjutnya remaja atau pelajar harus diberi pemahaman bagaimana mereka dapat terhindar dari pikiran kotor.[W] Untuk itu menjaga otak dari pikiran kotor juga dapat memberikan motivasi bagi para remaja atau pelajar untuk hidup yang maksimal dengan tetap berprinsip pada kebaikan.[B]

(Paragraf 7)

Keempat yaitu MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR). Maksud dari hal tersebut adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang agama, bersikap cakap, dan menjaga otak dari pikiran kotor, mereka harus diajarkan bagaimana menjaga sebuah pembicaraan kepada orang lain agar tidak menimbulkan perselisihan. Untuk itu remaja atau pelajar harus menjaga opini bicara mereka agar tidak menyinggung perasaan orang lain.

Analisis                                               :

1.      Keempat yaitu MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR). (kalimat pertama)

Kalimat ini merupakan claim.

2.      Maksud dari hal tersebut adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang agama, bersikap cakap, dan menjaga otak dari pikiran kotor, mereka harus diajarkan bagaimana menjaga sebuah pembicaraan kepada orang lain agar tidak menimbulkan perselisihan. (kalimat kedua)

Kalimat tersebut merupakan warrant dari kalimat sebelumnya.

3.      Untuk itu remaja atau pelajar harus menjaga opini bicara mereka agar tidak menyinggung perasaan orang lain. (kalimat ketiga)

Kalimat tersebut merupakan ground dari kalimat sebelumnya.

Susunan Pola Elemen                 : C-W-G

Jumlah Elemen                           : 3 elemen yaitu C, G dan W.

Pola Elemen                                 : Pola 2

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Keempat yaitu MOBIL (MENJAGA OPINI BICARA DENGAN INSAN LUAR).[C] Maksud dari hal tersebut adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang agama, bersikap cakap, dan menjaga otak dari pikiran kotor, mereka harus diajarkan bagaimana menjaga sebuah pembicaraan kepada orang lain agar tidak menimbulkan perselisihan.[W] Untuk itu remaja atau pelajar harus menjaga opini bicara mereka agar tidak menyinggung perasaan orang lain.[G]

            (Paragraf 8)

Kelima yaitu PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT). Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang prinsip agama, bersikap cakap, menjaga otak dari pikiran kotor, dan menjaga opini berbicara. Selanjutnya mereka harus mempererat silaturahmi antar warga masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menjaga sikap kita terhadap sesama agar tetap baik dan tidak bermusuhan. Karena dengan silaturahmi hati yang kasar akan kembali lembut dengan sendirinya. Silaturahmi juga penting dalam pendidikan remaja atau pelajar.

 

Analisis                                               :

1.      Kelima yaitu PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT). (kalimat pertama)

Kalimat ini merupakan claim.

2.      Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang prinsip agama, bersikap cakap, menjaga otak dari pikiran kotor, dan menjaga opini berbicara.

(kalimat kedua)

Kalimat ini merupakan elemen claim.

3.      Selanjutnya mereka harus mempererat silaturahmi antar warga masyarakat.

(kalimat ketiga)

Kalimat tersebut merupakan warrant yang akan menghubungkan kalimat sebelumnya dengan sesudahnya.

4.      Hal ini bertujuan untuk menjaga sikap kita terhadap sesama agar tetap baik dan tidak bermusuhan. (kalimat keempat)

Kalimat ini berisi elemen claim.

5.      Karena dengan silaturahmi hati yang kasar akan kembali lembut dengan sendirinya.

(kalimat kelima)

Kalimat tersebut merupakan fakta yang terdapat pada masayarakat, sehingga kalimat tersebut merupakan backing.

6.      Silaturahmi juga penting dalam pendidikan remaja atau pelajar. (kalimat keenam)

Kalimat tersebut berupa claim.

Susunan Pola Elemen                 : C-C-W-C-B-C

Jumlah Elemen                           : 3 elemen yaitu C, W dan B

Pola Elemen                                 : Selain pola 1 sampai 5

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Kelima yaitu PESAWAT (PERERAT SILATURAHMI ANTAR WARGA MASYARAKAT).[C] Maksud dari hal ini adalah setelah remaja atau pelajar mengenal tentang prinsip agama, bersikap cakap, menjaga otak dari pikiran kotor, dan menjaga opini berbicara.[C] Selanjutnya mereka harus mempererat silaturahmi antar warga masyarakat.[W] Hal ini bertujuan untuk menjaga sikap kita terhadap sesama agar tetap baik dan tidak bermusuhan.[C] Karena dengan silaturahmi hati yang kasar akan kembali lembut dengan sendirinya.[B] Silaturahmi juga penting dalam pendidikan remaja atau pelajar.[C]

(Paragraf 9)

Selain itu inovasi diatas memiliki landasan yaitu IMAN. IMAN disini memiliki sebuah kepanjangan yaitu IDENTITAS MANUSIA ADALAH KEBERSAMAAN. Hal ini, kita sebagai manusia harus memiliki jiwa kebersamaan tanpa ada pertengkaran ataupun perkelahian. Maka dari itu remaja atau pelajar harus memiliki motto SASTRA. SASTRA berarti SATUKAN ASA UNTUK REMAJA YANG BERGUNA. Berguna dalam mengatasi masalah budaya tawuran dan berguna bagi nusa, bangsa, serta orang tua. Selain itu mereka dapat bersikap positif dalam men-jalani kehidupannya, dan semoga mereka memiliki ide kreatif dan inovatif ke depan untuk menggapai cita-cita mereka melalui jalan yang benar dan terhindar dari budaya tawuran.  

Analisis                                               :

1.      Selain itu inovasi diatas memiliki landasan yaitu IMAN. (kalimat pertama)

kalimat tersebut merupakan claim.

2.      IMAN disini memiliki sebuah kepanjangan yaitu IDENTITAS MANUSIA ADALAH KEBERSAMAAN. (kalimat kedua)

Kalimat tersebut disebut sebagai claim, karena masih memerlukan penjelasan yang mendetail.

3.      Hal ini, kita sebagai manusia harus memiliki jiwa kebersamaan tanpa ada pertengkaran ataupun perkelahian. (kalimat ketiga)

Kalimat ini merupakan claim.

4.      Maka dari itu remaja atau pelajar harus memiliki motto SASTRA. SASTRA berarti SATUKAN ASA UNTUK REMAJA YANG BERGUNA. (kalimat keempat)

Kalimat ini merupakan claim.

5.      Berguna dalam mengatasi masalah budaya tawuran dan berguna bagi nusa, bangsa, serta orang tua. (kalimat kelima)

Kalimat berikut merupakan claim.

6.      Selain itu mereka dapat bersikap positif dalam men-jalani kehidupannya, dan semoga mereka memiliki ide kreatif dan inovatif ke depan untuk menggapai cita-cita mereka melalui jalan yang benar dan terhindar dari budaya tawuran. (kalimat keenam)  

Kalimat tersebut merupakan claim, karena belum mampu memberikan penjelasan yang mendetail mengenai keterkaitan alasan ataupun fakta untuk kalimat sebelumnya.

Susunan Pola Elemen                 : C-C-C-C-C-C

Jumlah Elemen                           : 1 elemen yaitu C

Pola Elemen                                 : Selain pola 1 sampai 5

Susunan Pola dalam Paragraf   :

Selain itu inovasi diatas memiliki landasan yaitu IMAN. IMAN disini memiliki sebuah kepanjangan yaitu IDENTITAS MANUSIA ADALAH KEBERSAMAAN.[C] Hal ini, kita sebagai manusia harus memiliki jiwa kebersamaan tanpa ada pertengkaran ataupun perkelahian.[C] Maka dari itu remaja atau pelajar harus memiliki motto SASTRA.[C] SASTRA berarti SATUKAN ASA UNTUK REMAJA YANG BERGUNA.[C] Berguna dalam mengatasi masalah budaya tawuran dan berguna bagi nusa, bangsa, serta orang tua.[C] Selain itu mereka dapat bersikap positif dalam men-jalani kehidupannya, dan semoga mereka memiliki ide kreatif dan inovatif ke depan untuk menggapai cita-cita mereka melalui jalan yang benar dan terhindar dari budaya tawuran.[C]   



 

Comments

Popular posts from this blog

Cara Memasak Menggunakan Magic Com/Magic Jar

Edisi #dirumahaja: Bikin Rendang Ceker (emangnya enak?)

All About Journalism